A. JUDUL PENELITIAN
Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009.
B. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Saat ini perusahaan dituntut untuk dapat mengelola keuntungan atau laba yang diperoleh secara tepat dan optimal. Karena besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan keberlangsungan perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Bagi perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT), laba yang diperoleh akan dialokasikan pada dua komponen yaitu dividen dan laba ditahan.
Laba yang dialokasikan pada laba ditahan akan digunakan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali pada aktiva-aktiva yang menguntungkan, misalnya digunakan untuk membeli sekuritas. Sedangkan laba yang dialokasikan pada dividen akan dibagikan kepada investor sebagai return atas dana yang diinvestasikan dalam bentuk saham.
Kebijakan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan berbeda yaitu pihak pertama para pemegang saham dan pihak kedua perusahaan itu sendiri. Dividen diartikan sebagai pembayaran kepada pemegang saham oleh pihak perusahaan atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan. Jika manajemen meningkatkan porsi laba perlembar saham yang dibayarkan sebagai dividen, maka mereka dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Hal ini menyarankan bahwa keputusan dividen yaitu dividen yang dibayarkan merupakan suatu hal yang sangat penting (Alexander, et al dalam Prihantoro, 2003).
Keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan. Manajemen sering mengalami kesulitan untuk memutuskan akan membagi dividennya atau akan menahan laba untuk diinvestasikan kembali guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Sampai saat ini terdapat kontroversi tentang dividen yang seharusnya dibayarkan. Ada pihak yang berpendapat bahwa dividen seharusnya dibayarkan setinggi-tingginya, dividen dibayarkan serendah-rendahnya, dan dividen seharusnya dibayarkan setelah semua kesempatan investasi yang memenuhi persyaratan didanai.
Berbagai pertimbangan mengenai penetapan jumlah yang tepat untuk dibayarkan sebagai dividen adalah sebuah keputusan finansial yang sulit bagi pihak manajemen (Roos, 1977). Keputusan suatu perusahaan mengenai dividen terkadang diintegrasikan dengan keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Semakin rumit kegiatan perusahaan maka konflik kepentingan antara pemegang saham dan pihak manajemen semakin banyak.
Penelitian Al- Malkawi (2008) di Jordan menggunakan variabel agency costs, size, profitabilitas, financial leverage, pertumbuhan dan kesempatan investasi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian mengungkap bahwa variabel pertumbuhan dan kesempatan investasi, size dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio, sedangkan agency costs dan financial leverage bernilai negatif terhadap dividend payout ratio.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran deviden, antara lain yang dikemukakan oleh Riyanto (2001:267), bahwa kebijakan deviden itu dipengaruhi oleh likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan, dan pengawasan terhadap perusahaan. Sedangkan yang dikemukakan oleh Hanafi (2004:378), bahwa rasio pembayaran deviden itu dipengaruhi oleh kesempatan investasi, profitabilitas, likuiditas, akses ke pasar uang, stabilitas pendapatan dan pembatasan-pembatasan.
Dalam penelitian ini, devidend payout ratio sebagai variabel dependen dan cash position, growth potential, firm size, dan profitabilitas sebagai variabel independen.
Atas dasar tersebut, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor yaitu : cash position, growth potential, firm size, dan profitabilitas pada perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI Sehingga peneliti melakukan penelitian ini dengan mengambil judul “Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009”.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah variabel cash position berpengaruh terhadap dividend payout ratio
pada perusahaan manufaktur yang membagikan deviden dan terdaftar di BEI
tahun 2007-2009 ?
2. Apakah variabel growth potential berpengaruh terhadap devidend payout ratio
pada perusahaan manufaktur yang membagikan deviden dan terdaftar di BEI tahun 2007-2009 ?
3. Apakah variabel firm size berpengaruh terhadap devidend payout ratio pada
perusahaan manufaktur yang membagikan deviden dan terdaftar di BEI tahun 2007-2009 ?
4. Apakah variabel profitabilitas berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang membagikan dividend dan terdaftar
di BEI tahun 2007-2009 ?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh Cash position terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang go public di BEI.
2. Untuk mengetahui pengaruh Growth potential terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang go public di BEI.
3. Untuk mengetahui pengaruh firm size terhadap dividend payout ratiopada perusahaan manufaktur yang go public di BEI.
4. Untuk megetehui pengaruh profitabilitas terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang go public di BEI.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, seperti :
a. Bagi perusahaan, diharapkan dapat membantu manajer keuangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan berapa besarnya deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham.
b. Bagi investor, dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan investasi sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan.
C. TINJAUAN PUSTAKA
Kebijakan Pemberian Dividen
Ada beberapa bentuk pemberian dividen yang diberikan perusahan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan pemberian dividen tersebut adalah:
a). Kebijakan pemberian dividen stabil
Kebijakan ini artinya dividen akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi. Dividen stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan kemudian bila laba yang diperoleh meningkat dan peningkatannya mantap dan stabil, maka dividen juga akan ditingkatkan untuk selanjutnya dipertahankan selama beberapa tahun. Kebijakan pemberian dividen stabil ini banyak dilakukan oleh perusahaan karena beberapa alasan (1) bisa meningkatkan harga saham, sebab dividen yang stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai resiko yang kecil. (2) bisa memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. (3) akan menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi, sebab dividen selalu dibayarkan.
b) Kebijakan dividen meningkat
Dengan kebijakan ini, perusahan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan dan peningkatan
pendapatan dari perusahaan yang stabil.
c) Kebijakan dividen dengan ratio konstan
Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar dividen yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya bila laba kecil dividen yang dibayarkan juga kecil. Dasar yang digunakan sering disebut dividend payout ratio.
d) Kebijakan pemberian dividen yang rendah ditambah ekstra
Kebijakan pemberian dividen dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen perlembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan
dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio
Dividen yang dinyatakan sebagai jumlah rupiah perlembar saham disebut dividend per share (DPS). Apabila dinyatakan sebagai prosentase dari harga pasar saham umum disebut dividend yield. Dan apabila dinyatakan sebagai prosentase dari EPS disebut sebagai dividend payout. Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividen persaham dengan laba persaham. Pemberian dividen kas akan memberikan sinyal positif kepada investor terhadap prospek suatu saham, karena pambayaran dividen kas mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Namun apabila dividen yang dibagikan kepada pemegang saham mengalami penurunan, akan memberikan sinyal negatif kepada pemegang saham.
1. Posisi kas atau likuiditas perusahaan
merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya deviden yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena deviden merupakan “cash outflow”, maka makin kuat posisi kas perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden (Riyanto 2001:267).
2. Growth Potential
Growth Potential adalah potensi pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan rasio selisih total assets pada tahun t dengan total assets pada tahun t-1 terhadap total assets pada t-1. Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai perluasan. semakin besar kebutuhan dana dimasa mendatang, semakin mungkiin perusahaan menahan pendapatan, bukan membayarkannya sebagai dividen. Semakin besar kebutuhan dana masa depan, semakin besar kemungkinan perusahaan menahan labanya (Weston dan
Brigham 1986: 495).
3. Firm size menjelaskan bahwa suatu perusahaan yang mapan dan besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal di bandingkan dengan perusahaan kecil. Akses yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Kemudahan aksesbilitas ke pasar modal dapat diartikan adanya fleksibilitas dan kemampuan bank untuk memunculkan dana yang lebih besar, dengan catatan perusahaan tersebut memiliki rasio pembayaran yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil.
4. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Kondisi profitabilitas yang baik akan mendorong para investor untuk melakukan investasi kedalam perusahaan tersebut. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen (Sartono, 2001:122). Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak
dibagikan para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Oleh karena itu, dividen diambil dari keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio yang dibagikan perusahaan.
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Efendri (1993), yang berjudul “Faktor-faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Kebijakan Deviden Oleh Perusahaan Go Publik Di Indonesia”. Dalam penelitian tersebut digunakan kuesioner untuk mengetahui persepsi manajemen tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam kebijakaan pembagian deviden kas. Penelitian yang menggunakan 84 sampel ini menghasilkan kesimpulan bahwa faktor peningkatan dan penurunan laba termasuk faktor yang sangat penting yang dipertimbangkan manajemen dalam kebijakan pembagian deviden kas.
Penelitian yang lain dilakukan oleh Ramli (1994), yang berjudul“Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden Industri Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”. Dalam penelitian ini digunakan 63 sampel perusahaan dari tahun 1992 sampai 1994. Pengujian dilakukan dengan regresi berganda dengan dua vaariabel independent, yaitu: earning per share (EPS), dan debt equity ratio(DER), sementara untuk variabel dependennya digunakan dividend per sahare. Hasil secara keseluruhan menyebutkan bahwa besarnya tingkat keuntungan (EPS) berpengaruh positif terhadap besarnya deviden, dan besarnya tingkat hutang berpengaruh negative terhadap besarnya deviden. Dari pengujian tersebut diperoleh hasil hanya variabel EPS (Tingkat Keuntungan) saja yang berpengaruh terhadap kebijakan deviden.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sri Sudarsi (2002) yang berjudul : “Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Deviden Payout Ratio Pada Industri Perbankan Yang Listed Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Penelitian ini meneliti variabel- variabel cash position, profitability, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap dividen payout ratio. Penelitian menggunakan model Time series cross section (pooling data), hasil dari penelitiannya menunjukakan bahwa leverage (DER) dan ukuran perusahaan (SIZE) tidak dimasukkan karena tidak memenuhi asumsi klasik multikolinieritas dan harus dikeluarkan. Secara simultan dan secara partial bahwa ketiga variable yaitu cash positon, profitabilitas, dan potensi pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap dividen payout ratio.
Prihantoro (2003) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividen payout ratio pada 148 perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta kurun waktu 1991-1996 menggunakan variabel posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang dan modal, profitabilitas, kepemilikan dan dividen payout ratio. Hasilnya hanya posisi kas dan rasio hutang dengan modal yang berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio, sedangkan earning memiliki pengaruh yang kurang signifikan.
Dalam penelitian yang dilakukan Yuniningsih (2002) terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1992-1995 dengan sampel sebanyak 159 perusahaan menunjukkan bahwa investasi berpengaruh negatif signifikan terhadap dividen payout ratio. Faktor lain seperti financial leverage, likuiditas, profitabilitas, dan risk tidak berpengaruh secara signifikan.
Risaptoko (2007) menunjukkan dalam penelitiannya bahwa variabel cash ratio dan DTA berpengaruh positif terhadap DPR, sedangkan variabel growth, ROA, dan size tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Penelitiannya dilakukan terhadap perusahaan yang terdaftar di BEJ yang sahamnya dimiliki oleh manajemen dan yang tidak dimiliki oleh manajemen.
Hasil penelitian Sunarto dan Kartika (2003) menunjukkan bahwa hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap dividen kas sementara empat variabel independen lainnya yaitu cash ratio, current ratio, DTA, dan ROI tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan.
Adapun perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam penelitian ini, devidend payout ratio sebagai variabel dependen dan cash position, growth potential, firm size, dan profitabilitas sebagai variabel independen. Penelitian ini juga menggunakan periode waktu dan sampel penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang akan diperoleh nantinya dapat mendekati hasil atau berbeda hasil dengan penelitian-penelitian sebelumnya
D. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran disusun untuk menggambarkan hubungan pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.
Variabel Independen Variabel Dependen
![]() |
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, penelitian ini memfokuskan pada faktor-faktor yang didukung data di Bursa Efek Jakarta. Faktor tersebut pertama adalah posisi kas (Cash Position). Deviden merupakan cash outflow dengan demikian makin kuatnya posisi kas perusahaan akan semakin besar kemampuannya untuk membayar deviden. Beberapa penelitian terdahulu juga menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro (2003) menunjukkan bahwa posisi kas dan rasio hutang dan modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividen payout ratio.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dirumuskan hipotesis berikut ini :
H1 : Cash position (CP)berpengaruh signifikan secara positif terhadap dividend payout ratio.
Kedua adalah faktor profitabilitas (ROA) juga memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden.Profitability adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Faktor ini juga memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Deviden adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu deviden akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu deviden yang diambilkan dari keuntungan bersih akan dipengaruhi dividend payout ratio. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai deviden. Dengan kata lain semakin besar keuntungannya yang diperoleh maka akan semakin besar kemampuannya bagi perusahaan untuk membayar deviden.Profitabi litas mempunyai pengaruh positif dengan dividend payout ratio (Gill dan Green,1993).
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dirumuskan hipotesis berikut ini :
H2 : Profitabilitas(ROA) berpengaruh signifikan secara positif terhadap dividend payout ratio.
Ketiga adalah faktor potensi pertumbuhan (Growth). Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai perluasan. Semakin besar kebutuhan dana di masa mendatang semakin mungkin perusahaan menahan pendapatan, bukan membayarkannya sebagai deviden. Karena itu potensi pertumbuhan perusahaan menjadi faktor penting dalam kebijakan deviden. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dirumuskan hipotesis berikut ini :
H3 : Potensi pertumbuhan(GP) berpengaruh secara negatif terhadap dividend payout ratio
Keempat adalah faktor ukuran perusahaan (Size). Faktor ini menjelaskan bahwa perusahaan besar dapat lebih mudah mengakses pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar terutama dari hutang. Kemampuan aksesibilitas ke pasar modal dapat diartikan adanya fleksibilitas dan kemampuan perusahaan untuk menciptakan hutang atau memunculkan dana yang lebih besar dengan catatan perusahaan tersebut memiliki rasio pembayaran deviden yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dirumuskan hipotesis berikut ini :
H4 : Ukuran perusahaan(SIZE) berpengaruh signifikan secara positif terhadap dividend payout ratio.
E. METODOLOGI PENELITIAN
Data Sekunder
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data tentang perusahaan-perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2007-2009
Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. (Ferdinand, 2006). Karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan merujuk kepada semua perusahaan-perusahaan di yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2007-2009. Jumlah populasi dari penelitian ini adalah 401 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2007 sampai dengan periode 2009.
Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive samplingdengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009.
2 Perusahaan tersebut selalu menyajikan laporan keuangan setiap periode pengamatan.
3. Perusahaan mengalami keuntungan (profit) periode pengamatan.
4. Perusahaan tersebut membagikan dividen setiap periode pengamatan yaitu periode 2007-2009. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah sejumlah 30 perusahaan.
| NO | NAMA PERUSAHAAN |
| 1 | PT UNILEVER INDONESIA, Tbk |
| 2 | PT MUSTIKA RATU, Tbk |
| 3 | PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk |
| 4 | PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk |
| 5 | PT GARUDA INDONESIA, Tbk |
| 6 | PT HM SAMPOERNA, Tbk |
| 7 | PT SEMEN GRESIK, Tbk |
| 8 | PT ULTRA JAYA MILK INDUSTRY, Tbk |
| 9 | PT HOLCIM INDONESIA, Tbk |
| 10 | PT ASTRA INTERNATIONAL,Tbk |
| 11 | PT KIMIA FARMA, Tbk |
| 12 | PT KRAKATAU STEEL, Tbk |
| 13 | PT SAMPERNA AGRO,Tbk |
| 14 | PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY, Tbk |
| 15 | PT PERUSAHAAN GAS NEGARA, Tbk |
| 16 | PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA, Tbk |
| 17 | PT TRIKOMSEL OKE, Tbk |
| 18 | PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS, Tbk |
| 19 | PT SMART Tbk |
| 20 | PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM, Tbk |
| 21 | PT ASTRA OTOPARTS, Tbk |
| 22 | PT ASTRA GRAPHIA, Tbk |
| 23 | PT ALAM SUTERA REALTY ,Tbk |
| 24 | PT BAKTIELAND DEVELOPMENT,Tbk |
| 25 | PT INDOSAT, Tbk |
| 26 | PT MULTI BINTANG INDONESIA, Tbk |
| 27 | PT CITRA TUBINDO, Tbk |
| 28 | PT TIGARAKSA SATRIA, Tbk |
| 29 | PT UNITED TRACTOR, Tbk |
| 30 | PT. TIGARAKSA SATRIA, Tbk |
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua data sekunder tentang perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009.
Defenisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ada lima yang terdiri dari empat variabel independen yaitu posisi kas, profitabilitas, potensi pertumbuhan, dan ukuran perusahaan serta satu variabel dependen yaitu Dividend Payout Ratio (DPR).Masing-masing variabel penelitian secara operasional dapat didefiniskan sebagai berikut:
a. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini diukur dengan dividend payout ratio (DPR). Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share. DPR menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. rumus Dividend payout ratio sebagai berikut:
DPR= Earning per share
Dividend per share
b. Variabel independen
1. Posisi kas
Cash Position dihitung dengan cara membagi kas akhir tahun dengan laba bersih. Semakin kuat posisi kas perusahaan berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividend.
2. profitabilitas
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara return yang diperoleh oleh perusahaan dari kegitan investasinya. Return On Assets menunjukkan efektivitas pengelolaan aktiva. ROA merupakan perbandingan antara penghasilan setelah pajak tahun t dengan total aktiva tahun t. Rasio ini menggambarkan hasil akhir dari kebijaksanaan dan keputusan- keputusan operasional perusahaan. Dalam penelitian ini Return On Assets (ROA) diformulasikan sebagai berikut:
Total Aktiva t
3. Potensi pertumbuhan
Tingkat pertumbuhan penjualan dalam penelitian ini diukur dengan prosentase perubahan penjualan dari satu periode tahun ke- t dikurangi dengan periode tahun ke- t-1 yang kemudian dibagi dengan penjualan periode tahun ke- t- 1.
Penjualan t-1
4. ukuran perusahaan
Firm Size (size), besar kecilnya perusahaan dapat berpengaruh terhadap akses di pasar modal.
Size = Ln TA
Teknik Analisis Data
Deskripsi Variabel
Pada tahap ini dilakukan perhitungan masing-masing variabel terkait yaitu variabel terikat [dependen] dan variabel bebas (independen) berdasarkan rumus hitung yang akan dikemukakan.
Metode Kuantitatif
Peneliti memperoleh data laporan keuangan tahunan dan mengolah data tersebut ke dalam bentuk cash position [CP] , Return On Assets (ROA) , Potensi pertumbuhan dan Firm Size (size). Kemudian hasil pengolahan data tersebut diproses melalui model regresi berganda dengan menggunakan program SPSS sehingga diperoleh variabel-variabel yang dominan mempengaruhi dividen payout ratio.
Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan rumus :
Y¡= a + bıXı + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Y¡ = dividen payout ratio
X1 = cash position (CP)
X2 = return on asset (ROA)
X3 = potensi pertumbuhan (SG)
X4 = ukuran perusahaan
a = konstanta
b1,2,3,4 = Koefisien Regresi Variabel Independen 1,2,3,4
e = Standar error
Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda harus memenuhi syarat uji asumsi klasik yang meliputi :
Uji Normalitas
uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah data yang dipakai dalam penelitian ini terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pedoman pengambilan keputusan:
- Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05. Distribusi adalah tidak normal.
- Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05. Distribusi adalah normal.
Uji Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residul suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residul suatu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka disebut homokedasitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedasitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot disekitar nilai X dan Y jika ada pola tertentu, maka terjadi gejala heteroskedasitas.
Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi sebagai berikut: jika nilai tolerance < 0,1 atau nilai varians inflation factor (VIF) > 5 untuk setiap variabel bebas. Hubungan linear antar variabel inilah yang disebut dengan multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi antar variabel independen.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson Test (DW), dimaksudkan untuk menguji adanya kesalahan pengganggu periode 1 dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya -1. Keadaan tersebut mengakibatkan pengaruh terhadap variabel dependen tidak hanya karena variabel independen namun juga variabel dependen periode lalu . Menurut keputusan ada tidaknya autokorelasi dilihat dari bila nilai DW terletak diantara nilai du dan 4-du (du<DW<4-du), maka berarti tidak ada autokorelasi .
Pengujian Hipotesis
Uji Statistik F
Pengujian secara simultan menggunakan uji F (pengujian signifikansi secara simultan). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah:
Menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1)
H0 : ρ = 0, diduga variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
H1 : ρ ≠ 0, diduga variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Menetapkan kriteria pengujian yaitu:
Tolak H0 jika angka signifikansi lebih besar dari α = 5%
Terima H0 jika angka signifikansi lebih kecil dari α = 5%
Uji Statistik t
Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara parsial). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah:
Menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1)
H0 : β1= β2= β3= 0, diduga variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
H1 : β1 ≠ 0, diduga variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Menetapkan kriteria pengujian yaitu:
Tolak H0 jika angka signifikansi lebih besar dari α = 5%
Terima H0 jika angka signifikansi lebih kecil dari α = 5%

Tidak ada komentar:
Posting Komentar