STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
Dalam mendefenisikan akuntansi terdapat pandangan yang berbeda-beda. Pada perkembangan saat ini akuntansi dapat kita defenisikan dengan mengacu pada konsep informasi. Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalama pembuatan-pembuatan keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan antara alternatif tindakan yang ada.
Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan-perbedaan teori-teori akuntansi. Sebelum menguji pendekatan-pendekatan tradisional dalam perumusan teori akuntansi, akan lebih baik apabila dilakukan pengujian terhadap beberapa pandangan yang telah membentuk perkembangan akuntansi keuangan.
Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksikan dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Teori didefenisikan sebagai kumpulan gagasan[konsep], defenisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan antarvariabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksikan fenomena tersebut.
I. Struktur Teori Akuntansi
Pendekatan dan metodologi apapunyang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, rerangka acuan yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi. Struktur akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan.
3. Pernyataan tentang prinsi-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi

Postulat akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat akuntansi beroperasi.
Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan.
Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan dan konsep teoritis akuntansi, yang mengatur perkembangan teknik-teknik akuntansi.
Teknik akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akuntansi untuk memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi.
II. Postulat-postulat Akuntansi
1. Postulat entitas
Akuntansi mengatur hasil operasi dar suatu entitas, yang terpisah dan berbeda dari pemilik entitas. Postulat entitas menyatakan bahwa suatu unit perusahaan merupakan unit akuntansi terpisah dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulat merumuskan bidang perhatian akuntan dan membatasi jumlah objek, peristiwa, dan atribut peristiwa yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Selain itu, postulat juga memungkinkan akuntan membedakan antara transaksi bisnis dan individu, yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah transaksi perusahaan bukan transaksi pemilik perusahaan. Dan tanggungjawab pelayanan manajemen berada pada pemegang saham.
Defenisi lain entitas akuntansi adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi bagi berbagai pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit. Pendekatan ini lebih berorientasi pemakai dari pada orientasi perusahaan.
2. Postulat Kelangsungan Usaha
Postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa entitas akuntansi alan terus beroperasi. Postulat berasumsi bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa yang akan datang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk jangka waktu yang tidak tertentu.
3. Postulat Unit Pengukur
Postulat unit pengukur menyatakan bahwa akuntansi adalah pengukuran dan proses mengkomunikasikan aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan moneter. Unit pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara yang seragam. Pengukur umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit moneter. Kebertukaran barang, jasa dan modal diukur dalam satuan uang.
4. Postulat Periode Akuntansi
Meskipun postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa setiap perusahaan akan tetap ada pada periode waktu yang tidak terbatas, namun adakalanya pemakai meminta berbagai informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka pendek. Dari hal tersebut maka postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan seharusnya dingkapkan secara periodik.
III. Konsep-konsep Teoritis Akuntansi
1. Teori proprietari/Teori Kepemilikan
Menurut teori proprietary entitas sebagai agen, perwakilan atau susunan melalui wirausahawan inividual atau pengoperasian pemegang saham. Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan membuat laporan keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk menentukan dan menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi.
Aset-Utang = Ekuitas Pemilik
2. Teori entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pemilik modal. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggungjawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini persamaan akuntansinya adalah
Aset=Ekuitas
Aset=Utang + Ekuitas Pemegang Saham
3. Teori Dana
Dalam teori dana kelompok aset dan kewajiban dan restriksi terkait disebut dana yang mengatur penggunaan aset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya ekonomi [ dana ] serta kewajiban dan restriksi mengenai penggunaan sumber daya. Persamaan akuntansinya adalah
Aset = Restriksi Aset
Teori dana berorientasi aset dalam pengertian bahwa fokus utamanya adalah pada administrasi dan penggunaan aset secara memadai. Teori dana ini terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba. Teori dana juga relevan untuk organisasi laba yang menggunakan dana untuk aktivitas yang bermacam-macam seperti dana pelunasan [sinking fund ], akuntansi untuk kebangkrutan dan perkebunan dan perwalian, akuntansi cabang atau divisional, pemisahan aset dalam aset lancar atau tetap dan konsolidasi.
IV. Prinsip-prinsip Akuntansi
1. Prinsip Kos
Menurut prinsip kos, kos pemerolehan [acquisition] atau kos historis merupakan dasar penilaian yang memadai untuk mengakui pemerolehan semua barang dan jasam expenses, kos dan ekuitas. Dengan kata lain, dinilai dengan harga pertukaran pada saat barang tersebut dibeli dan tercatat dalam laporan keuangan pada nilai atau porsi amortisasi nilai barang.
Kos menunjukkan harga pertukaran atau imbalan moneter yang diberikan untuk memperoleh barang atau jasa. Jika imbalan terdiri dari aset non-moneter, harga pertukaran adalah ekuivalen kas atas aset atau jasa yang diterima. Prinsip kos dapat diterapkan dalam pengukuran utang dan modal.
Prinsip kos dijustifikasi oleh postulat objektivitas dan postulat kelangsungan usaha. Kos perolehan adalah objektif di mana informasi yang dihasilkan dapat diuji kebenarannya. Postulat kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa entitas akan meneruskan usahanya, aktivitasnya secara tak terbatas, sehingga mengeliminasi perlunya menggunakan nilai sekrang atau nilai likuidasi untuk penilaian aset.
2. Prinsip Revenue
a. Sifat-sifat komponen revenue
Revenue dapat diintepretasikan sebagai
- Aliran masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa
- Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan
- Poduk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama periode waktu tertentu.
Terdapat perbedaan intepretasi atas sifat revenue disebabkan adanya perbedaan pandangan tentang apa yang seharusnya masuk sebagai revenue. Pandangan revenue yang komprehensif memasukkan semua hasil dari aktivitas bisnis dan investasi. Revenue dianggap sebagai semua perubahan dalam aset bersih yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan keuntungan atau kerugian yang berasal dari penjualan aset tetap dan investasi. Sedangkan pandangan yang lebih sempit tentang revenue hanya memasukkan hasil yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan mengeluarkan penghasilan investasi dan keuntungan dan kerugian dari pelepasan aset tetap.
b. Pengukuran revenue
Revenue diukur dalam pengertian nilai pertukaran produk atau jasa dalam sebuah transaksi yang lugas. Terdapat dua intepretasi revenue yang muncul dari konsep revenue ini :
1. Potongan tunai dan berbagai pengurangan dalam harga tetap, seperti kerugian piutang tak tertagih, memerlukan penyesuaian untuk menghitung ekuivalen kas bersih yang sesungguhnya atau nilai diskontoan sekarang atas klaim uang dan secara konsekuen harus dikurangkan ketika harus menghitung revenue.
2. Untuk transaksi non-kas, nilai pertukaran sama dengan nilai pasar yang wajar barang/jasa yang diberikan atau diterima, mana yang lebih muda dan jelas menghitungnya.
c. Waktu pengakuan revenue
Umumnya diakui revenue dan income yang diperoleh dalam semua tahap siklus operasi. Namun karena ada kesulitan mengalokasikan revenue dan income ke tahap yang berbeda dari suatu siklus operasi, akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih sebuah peristiwa kritis dalam siklus untuk waktu pengakuan revenue daln income.
Kriteria spesifik pengakuan revenue dan income adalah :
1. Diperoleh [earned], dalam satu atau beberapa pengertian
2. Dalam bentuk yang dapat didistribusikan
3. Hasil atas konversi yang timbul dari transaksi antara perusahaan dan pihak eksternal
4. Hasil dari penjualan yang sah atau proses serupa
5. Dipotong dari modal
6. Dalam bentuk aset lancar
7. Dampak kotor dan bersih pada ekuitas pemegang saham harus dapat diestimasi dengan tingkat reliabilitas tinggi
Secara umum revenue diakui dengan dasar akrual atau dasar peristiwa kritis. Dasar peristiwa kritis untuk pengakuab revenue dipicu oleh peristiwa krusial dalam siklus operasi. Peristiwa tersebut mungkin adalah :
- Saat terjadinya penjualan
- Penyelesaian poduksi
- Penerimaan pembayaran untuk penjualan berikutnya
Dasar penjualan untuk pengakuan revenue dibenarkan karena :
1. Harga produk dapat diketahui dengan pasti
2. Pertukaran telah diakhiri dengan pengiriman barang, sehingga diperoleh pengetahuan yang objektif akan kos yang terjadi
3. Dalam artian realisasi, penjualan merupakan peristiwa krusial
Dasar penyelesaian produksi untuk pengakuan revenue dapat dibenarkan ketika pasar stabil dan harga stabil tersedia untuk komoditi standar. Dasar pembayaran untuk pengakuan revenue dibenarkan ketika penjualan akan dilakukan dan ketika pengakuan akurat yang memadai tidak dapat diberlakukan untuk produk yang ditransfer.
3. Prinsip Penandingan
Prinsip penandingan menyatakan bahwa ekspenses harus diakui pada periode yang sama dengan revenue. Revenue diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue dan expenses yang terkait kemudian diakui.
Secara operasional, terdapat proses dua tahap untuk akuntansi expenses. Pertama kos dikapalisir sebagai aset yang menggambarkan sekumpulan jasa atau manfaat potensial. Kedua, setiap aset dihapus sebagai expenses untuk mengakui proporsi jasa potensial aset yang telah dipakai untuk menghasilkan revenue selama periode tertentu. Jadi, akuntansi akrual lebih ditunjukkan oleh prinsip penandingan dalam artian kapitalisasi dan alokasi dibanding akuntansi kas.
Hubungan antar revenue dan expenses tergantung pada satu dari empat kriteria :
1. Penandingan langsung kos yang telah terpakai dengan revenue.
2. Penandingan langsung kos yang telah terpakai dengan periodenya
3. Alokasi kos selama periode yang mendapatkan manfaat
4. Menjadikan expenses semua kos lain dalam periode terjadinya, kecuali jika dapat ditunjukkan bahwa masih memiliki manfaat di masa mendatang
4. Prinsip Objektivitas
Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat reliabilitas prosedur pengukuran yang digunakan. Karena menjamin reliabilitas maksimum adalah sangat sulit, akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas untuk menjustifikasi pemilihan prosedur pengukuran yang digunakan.
5. Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan serupa sepanjang waktu. Namun prinsip konsistensi tidak menghalangi perusahaann mengubah prosedur akuntansi ketika hal tersebut dibenarkan dengan perubahan keadaan, atau jika prosedur alternatif lebih baik.
Perubahan yang dapat menjustifikasi perubahan prosedur adalah :
- Perubahan dalam prinsip akuntansi
- Perubahan dalam estimasi akuntansi
- Perubahan dalam entitas akuntansi
6. Prinsip Pengungkapan Penuh
Terdapat konsensus umum dalam akuntansi bahwa terdapat pengungkapan data akuntansi yang penuh [ full ], wajar [ fair ], dan cukup [ adquate ]. Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan didesain dan dibuat untuk menggambarkan secara akurat peristiwa ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan memuat informasi yang memadai untuk membuat laporan berguna dan tidak menyesatkan bagi rata-rata investor.
7. Prinsip Konservatisme
Prinsip konservatisme merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi dalam artian bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan untuk penyajian data akuntansi yang relevan dan reliabel. Prinsip konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih diantara dua atau lebih teknik akuntansi yang dapat diterima, maka preferensinya adalah memilih yang paling kecil dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham.
8. Prinsip materialitas
Prinsip materialitas merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi seperti halnya konservatisme. Prinsip ini menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tapat. Materialitas berlaku sebagai petunjuk implisit bagi akuntan dalam artian apa yangs eharusnya diungkapkan dalam laporan keungan, memungkinkan akuntan untuk memutuskan apa yang tidak penting atau apa yang tidak menjadi masalah dalam pencatatan kos, keakuratan laporan keuangan, dan relevansinta bagi pengguna.
9. Prinsip Keseragaman dan Komparabilitas
Prinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk item-item yang terkait dengan perusahaan tertentu antar waktu. Prinsip keseragaman merujuk pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keseragaman yang tercipta karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN KEUANGAN MENURUT SFAC NO.6
Elemen-elemen laporan keuangan menurut SFAC adalah “the building block with which financial statement are constructed – the classes of items that financial statements comprise.” Elemen-elemen dasar – aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan (gain), kerugian (loss), dan laba/rugi bersih – adalah gambaran atau pernyataan ungkapan dari sumber-sumber ekonomi suatu entitas, klaim atau hak atas sumber-sumber tersebut, dan pengaruh transaksi keuangan atau kejadian kejadian ekonomi lainnya yang menyebabkan perubahan dalam sumber ekonomi atau klaim atas sumber dimaksud.
Menurut SFAC, terdapat 10 elemen laporan keuangan untuk perusahaan bisnis dan nonbisnis. Tujuh diantaranya merupakan elemen laporan keuangan untuk perusahaan bisnis dan nonbisnis, yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Sedangkan ketiga elemen lainnya – investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, dan laba komprehensif – merupakan elemen laporan keuangan perusahaan bisnis.
Definisi elemen-elemen laporan keuangan adalah penting sebab definisi membe-rikan pedoman didalam menentukan bagaimana satu transaksi atau kejadian ekonomi lainnya harus diakuntansikan dan dilaporkan dalam daftar keuangan. Misalnya, anggaplah bahwa satu perusahan pabrikasi tiba-tiba menemukan pada sebidang tanah yang dimilikya dimana diatasnya terdapat bangunan terdapat beribu ton mineral yang berharga. Apakah mineral tersebut dicatat sebagai aktiva? Apakah penemuan tersebut menimbulkan pendapatan? Sebagai contoh lainnya, anggaplah sebuah perusahaan besar membentuk suatu perencanan pensiun untuk para karyawannya. Perusahaan menyetujui untuk memberikan pinjaman kredit kepada karyawan mengingat jasa yang telah diberikannya sebelum rencana tersebut dilaksanakan sebagai manfaat pensiun sebelum karyawan berhenti bekerja. Adakah kewajiban untuk membayar manfaat kepada siapa yang menerima pinjaman yang diberikan perusahaan (sebagai kewajiban) pada saat rencana pensiun dibentuk? Contoh-contoh dan pertanyaan-pertanyaan tersebut mengambarkan pentingnya definisi berbagai elemen daftar keuangan.
Aktiva
Aktiva adalah manfaat ekonomi di masa datang yang mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh satu entitas tertentu sebagai satu akibat dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Ada tiga karakteristik penting yang dijelaskan dalam definisi tersebut. Pertama, satu aktiva memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang atau jasa potensi di masa mendatang yang membentuk arus kas positif. 8 Kedua, satu entitas dapat memperoleh manfaat ekonomi di masa mendatang dari penggunaan aktiva dan dapat mengendalikan entitas lain yang menggunakan manfaat tersebut. Contoh, satu jalan negara dibangun didepan pabrik suatu perusahaan, tentunya memberikan kemungkinan manfaat bagi perusahaan. Namun, jalan tersebut bukanlah aktiva perusahaan sebab entitas lain dapat dengan bebas menggunakan manfaat jalan tersebut. Beda halnya dengan pembangunan jalan masuk kedalam areal pabrik yang dibangun oleh perusahaan adalah aktiva perusahaan. Ketiga, transaksi yang menimbulkan manfaat ekonomi di masa datang telah terjadi, artinya manfaat ekonomi masa datang tidak bergantung pada transaksi atau peristiwa di masa mendatang. Untuk mengilustrasikannya, satu kontrak dapat menyerukan kepada satu perusahaan untuk membeli satu barang khusus yang diserahkan oleh perusahaan kedua pada masa mendatang. Perusahaan yang menanda tangani kontrak pembelian tersebut untuk membeli barang-barang tersebut tidak memperlakukannya sebagai aktiva perusahaan sebab penyerahan barang tersebut belum terjadi. Peristiwa seperti ini adalah suatu persetujuan janji yang disebut dengan executory contract. Pada saat sekarang ini, hak-hak yang tedapat dalam satu executory contact tidak dipandang memiliki karakteristik suatu aktiva.
Kewajiban
Kewajiban adalah pengorban yang mungkin terjadi di masa datang dari manfaat ekonomi yang timbul dari kewajiban sekarang satu entitas untuk menyerahkan aktiva atau jasa kepada entitas lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa dimasa mendatang. Ada tiga karakteristik kewajiban yang terlihat dalam definisi tersebut. Pertama, satu kewajiban mewajibkan satu perusahaan menyerahkan kas atau aktiva lainnya atau jasa pada masa akan datang. Contoh, kewajiban dividen dalam bentuk kas adalah kewajiban sebab pengumuman satu dividen tunai mewajibkan perusahaan untuk menyerahkan kas kepada pemegang saham pada saat tanggal pembayaran jatuh tempo. Pembagian dividen dalam bentuk saham, pada saat pengumumannya tidak menimbulkan adanya kewajiban sebab kewajiban perusahaan adalah membagi-bagikan saham yang dimiliki perusahaan, sebagai ganti kas, atau aktiva lain atau jasa, kepada pemegang saham. Kedua, kewajiban untuk menyerahkan aktiva atau jasa harus nyata kepada satu entitas tertentu. Contoh, Jika perusahaan A menjamin untuk membayar sebuah wesel (note) yang dikeluarkan oleh perusahaan B jika terjadi peristiwa perusahaan B tidak mampu melunasinya pada saat jatuh tempo. Perusahaan A tidak terrbebani satu kewajiban sebagai akibat dari jaminan tersebut. Kewajiban perusahaan sebagai penjamin akan menjadi kewajiban hanya jika perusahaan B gagal untuk membayar wesel tersebut. Ketiga, transaksi atau peristiwa yang mewajibkan satu entitas menyerahkan aktiva atau jasa harus telah benar terjadi. Kembali pada contoh definisi aktiva diatas, persetujuan untuk membeli barang di masa datang tidak menimbulkan kewajiban. Satu kewajiban untuk membayar harga barang timbul hanya jika barang tersebut telah diterima dimasa datang.
Ekuitas
Ekuitas atau aktiva bersih adalah hak residu dari perusahaan setelah kewajibannya telah dikurangi. Sebabnya ekuitas itu merupakan hak residu adalah karena ekuitas tidak dapat diukur secara bebas dari pengaruh aktiva dan kewajiban. Hubungan antara aktiva, kewajiban dan ekuitas dalam basis persamaan akuntansi adalah:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
atau ditransformasi sebagai:
Ekuitas = Aktiva – Kewajiban
Ekuitas, terkadang disebut juga sebagai ekuitas pemegang saham (stockholders’ equity) atau ekuitas pemilik (owners’ equity). Investasi oleh para pemilik dan pendistribusian modal kepada pemilik disebut transaksi ekuitas (equity transaction) atau transaksi modal (capital transaction). Satu transaksi penjualan saham milik perusahaan merupakan investasi oleh pemilik. Dividen tunai yang diumumkan dan dibayar oleh satu perusahaan kepada pemegang saham biasa disebut sebagai pendistribusian kepada pemilik. Keduanya, pengeluaran saham dan pembayaran dividen adalah transaksi ekuitas.
Investasi oleh Pemilik
Peningkatan aktiva bersih dari perusahaan yang diakibatkan dari pengalihan sesuatu yang bernilai kepada perusahaan dari entitas lain untuk mendapatkan atau meningkatkan kepemilikan (atau ekuitas) daari perusahaan. Kebanyakan aktiva umumnya diterima sebagai investasi oleh pemilik, namun aktiva dapat juga terdiri atas jasa atau pemenuhan atau konversi kewajiban perusahaan.
Distribusi kepada Pemilik
Penurunan aktiva bersih dari perusahaan yang diakibatkan oleh pengalihan aktiva, pemberian jasa, atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik menurunkan kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan.
Pendapatan
Pedapatan adalah arus masuk aktiva atau penyelesaian kewajiban, atau keduanya, selama satu periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas yang mendatangkan keuntungan lainnya yang merupakan operasi utama satu entitas. Ada dua karakteristik penting pendapatan yaitu pendapatan (1) timbul dari aktivitas yang mendatangkan keuntungan utama, (2) sifatnya, terjadi berulang-ulang atau berkelanjutan. Contoh, penjualan secara grosiran oleh satu supermarket tiap tahunnya menghasilkan pendapatan, semen-tara penjualan tanah milik satu supermarket yang dekat dengan gudang bukanlah sebagai pendapatan melainkan menghasilkan keuntungan (gain) atau kerugian (loss). Para ahli teori akuntansi terkadang menjelaskan pendapatan sebagai “keberhasilan entitas” (entity accomplishment) atau “produk usaha” (product of enterprise)
Beban
Beban adalah arus keluar aktiva atau timbulnya kewajiban, atau keduanya, selama satu periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas yang mendatangkan keuntungan lainnya yang merupakan operasi utama satu entitas. Karakteristik utama beban adalah terjadi didalam proses pembentukan pendapatan. Menunjuk pada contoh supermarket yang telah dite-rangkan terdahulu, gaji karyawan yang bekerja di supermarket adalah merupakan beban. Beban kadangkala dijelaskan sebagai “usaha entitas” (entity efforts) atau “pengorbanan entitas” yang dihubungkan dengan perolehan pendapatan.
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan (gains) adalah pertambahan ekuitas atau aktiva bersih yang timbul dari transaksi yang tidak biasa terjadi pada satu entitas. Keuntungan timbul dari transaksi atau peristiwa ekonomi yang tidak berakibat pendapatan atau investasi pemilik.
Kerugian (losses) adalah penurunan ekuitas atau aktiva bersih yang timbul dari transaksi yang tidak biasa terjadi dari satu entitas. Kerugian timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi yang tidak berakibat pada beban atau pendistibusian pada pemilik ekuitas.
Ada beberapa perbedaan penting antara pendapatan dan keuntungan dan antara beban dan kerugian. Pertama, pendapatan dan beban berhubungan dangan aktivitas utama suatu perusahaan, sementara keuntungan dan kerugian berhubungan dengan aktivitas yang tidak biasa terjadi. Konsekuensinya, pendapatan dan beban memberikan perbedaan sinyal arus kas dari yang diberikan oleh keuntungan dan kerugian. Untuk mengilustrasikannya, disebabkan pendapatan terus berlangsung sehubungan dengan aktivitas operasi perusahaan, para pengguna daftar keuangan akan mengakses dan meramal arus kas yang berhubungan dengan pendapatan dan membuat peramalan pedapatan di masa datang secara berbeda dengan arus kas sehubungan dengan keuntungan. Kedua, pendapatan dan beban menghasilkan arus masuk dan keluar kotor (gross), sementara keuntungan dan kerugian menghasilkan arus masuk dan keluar bersih (net). Contoh, pendapatan dari penjualan adalah satu item pendapatan utama dari satu perusahaan dagang dan menghasilkan arus masuk kotor sumber-sumber yang berakibat dari aktivitas penjualan. Sebaliknya, satu keuntungan atas penjualan bangunan, peralatan milik perusahaan berbeda antar nilai buku aktiva tetap dengan kas atau sumber-sumber yang dari penjualan itu.
Laba Bersih dan Rugi Bersih
Menurut GAAP, Laba bersih atau rugi bersih menjelaskan adanya perubahan ekuitas atau perubahan dalam aktiva bersih dari satu entitas selama satu periode sebagai satu akibat dari transaksi dan peristiwa ekonomi yang mendatangkan pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Laba bersih dan rugi bersih meliputi seluruh perubahan dalam ekuitas selama satu periode, kecuali investasi oleh pemilik dan pendistribusian hasil kepada pemilik, dan perubahan lainya didalam aktiva bersih (seperti perubahan nilai pasar saham-saham ekuitas yang tidak untuk dijual pada masa berjalan). Secara metematis laba bersih atau rugi bersih ditentukan oleh pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
Laba atau rugi bersih = Pendapatan – Beban + Keuntungan – Kerugian
Penting untuk diketahui, bahwa penggunaan istilah perolehan laba (earning) sebagai sinonim dari laba (income) berbeda dengan konsep yang dikemukakan oleh FASB dalam Statement of Financial Accounting Concepts No. 5, FASB menyarankan bahwa perolehan laba merupakan satu ukuran kinerja untuk satu periode dan, untuk layaknya, tidak termasuk item-item yang bersifat diluar periode itu, yaitu item-item yang seharusnya berada pada periode lain. Secara khusus FASB mengusulkan bahwa perolehan laba harus tidak termasuk dua kelas berikut ini:
- “Pengaruh penyesuaian akuntansi tertentu dari periode terdahulu yang dinyatakan dalam periode berjalan, seperti contoh yang merupakan prinsip dari praktik sekarang ini – pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi – yang termasuk dalam laba bersih tetapi tak termasuk dalam perolehan laba sebagaimana yang dicantumkan dalam dalam daftar ini.
- Perubahan lainnya dalam aktiva bersih (secara prinsip perolehan laba dan rugi) yang dinyatakan satu periode, seperti perubahan nilai pasar investasi pada sekuritas ekuitas yang dapat dijual (marketable equity securities) dikelompokkan sebagai satu aktiva tidak lancar, beberapa perubahan nilai pasar sekuritas mempunyai praktik akuntansi khusus untuk sekuritas yang dapat dijual, dan penyesuaian translasi mata uang asing.”
Laba Komprehensif
Perubahan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan selama periode tertentu yang diakibatkan dari transaksi dan peristiwa serta kejadian-kejadian lain dari sumber non pemilik. Laba komprehensif mencakup semua perubahan yang terjadi pada ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan yang ditimbulkan oleh investasi pemilik dan distribusi kepada pemilik.
ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN KEUANGAN MENURUT IAI
IAI hanya mengakui 5 elemen laporan keuangan, yaitu :
1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan;
2. Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiaannya diharapkan mengakibatkan aliran kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi;
3. Ekuitas adalah hak residu atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban;
4. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selam satu perioda akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal; dan
5. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu perioda akuntansi dalam bentuk aliran keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal.
Kesimpulan
Aturan dan teknik akuntansi yang ada didasarkan pada fondasi teori akuntansi. Fondasi ini dibentuk dari elemen-elemen hierarki yang berfungsi sebagai kerangka acuan atau struktur teoritis. Pendekatan dan metodologi apapun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, rerangka acuan atau struktur teori yangb dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi.
Struktur teori terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi
Pemahaman terhadap elemen-elemen ini dan hubungan teori akuntansi menjamin pemahaman terhadap alasan balik praktik aktual dan masa mendatang. Laporan keuangan yang disajikan dalam laporan akuntansi formal semata-mata merupakan refleksi penerapan struktur teori akuntansi. Perbaikan isi dan format laporan keuangan berkaitan dengan perbaikan struktur teoritis akuntansi. Agenda terpenting dari badan-badan akuntansi seharusnya adalah penyusunan elemen-elemen teori akuntansi yaitu tujuan akuntansi, Postulat lingkungan, konsep teoritis prinsip akuntansi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar